Percayalah Ini Bukan Waktu yang Tepat untuk Menyerah, Meski Hidup Membuatmu Berdarah-darah

 



Mengakui saja, berapakah kali kamu memikir jika hidup ini tidak adil benar-benar? Berapakah kali kamu berasa demikian geram dengan sajian semesta yang seakan tidak melihat perjuanganmu benar-benar? Berapakah kali kamu berasa demikian capek serta loyo, hingga memikir tidak akan mampu bangun lagi keesokan hari? Kadang … hidup memang sejahat itu, kan?


Di satu titik, kamu cuma dapat duduk terpengkur di tepi jalan. Melihat hilir mudik seseorang, serta berasa iri karena mereka masih sebegitu semangat memburu apa saja yang sedang diharapkan. Sedang, langkahmu seperti tersingkir di sini. Kamu stop, untuk dapat bernapas, serta kumpulkan lagi puing-puting hatimu yang berantakan. Semesta, mengapa harus seberat ini ujiannya?


Banyak yang katakan jika kamu akan mengetahui makna suatu hal atau seorang sesudah seorang atau suatu hal itu pergi. Kamu tidak begitu. Ada beberapa hal yang telah kamu ketahui harga dalam hidupmu, serta ingin kamu jaga sebagus-baiknya. Semua langkah kamu coba untuk mengawasinya. Tetapi, sesudah semua usaha itu, tiba-tiba apakah yang kamu menjaga sebagus-baiknya pergi, musnah, serta rusak demikian saja. Wafatkanmu dalam kekosongan serta perasaan tidak bernilai. Dimana kelirunya?


Telah lama kamu mengetahui jika manusia memanglah bukan makhluk yang dapat hidup sendiri. Membagi narasi serta rahasia dengan seorang dapat membuat hidupmu berasa bertambah mudah. Tetapi, semua keyakinan itu koyak saat orang yang kamu cintai malah lakukan hal yang sangat kamu kuatirkan: dikhianati. Bukan kasus kerugian atas tindakannya, tetapi ada sesal dalam diri kamu sebab sudah meyakini orang yang keliru. Sesudah ini, kamu akan perlu waktu yang panjang untuk dapat meyakini lagi.


Apa sejauh ini kamu kurang berupaya? Apa sejauh ini kamu kurang coba? Apa sejauh ini kamu kurang ikhlas? Kemungkinan itu cuma beberapa dari beberapa ribu bertanya serta amarah yang seakan terputar di kepalamu seperti baju di mesin pencuci.


Kamu telah lakukan apa saja yang kamu dapat. Kamu telah mempertaruhkan semua yang kamu punyai. Serta kamu telah berusaha untuk kesekian ratus kalinya. Tetapi, bahagia yang diharapkan itu tidak datang-datang . Sedang di luar sana, terdapat beberapa orang yang memperoleh beberapa hal baik tanpa ada usaha. Dengan semuanya, bagaimana kamu dapat bergegas memunguti kericuhan hati serta memikir positif untuk berupaya lagi?


Cara Memilih Situs Slot Online Sisi keburuknya, kabar-kabar jelek itu dapat tiba bertepatan. Tanpa ada peringatan. Kontrakan yang jatuh termin, uang yang terpakai untuk bayar keperluan di kampung halaman, surat peringatan dari atasan sebab perform kerja menyedihkan, berita pacar selingkuh dengan teman dekat sendiri, serta laptopmu yang untuk kerja setiap hari tiba-tiba mati tanpa ada surat paling akhir.


Kamu masih percaya Tuhan tidak akan mengetes umatnya di luar batas kekuatan. Jadi, kamu paham.kamu mengerti jika ini pasti dapat kamu tangani. Sayangnya, dari segala hal jelek yang berlangsung bertepatan, mana dahulu yang perlu diatasi? Mana yang perlu terlebih dulu ditangisi?


Hidup memang sejahat itu. Jalan yang kamu lewati, kemungkinan jauh dari deskripsi hasil akhir dari project infrastruktur yang dibanggakan pemerintah. Sekarang banyak jalan tol yang mulus serta lurus, tetapi jalan hidupmu masih seterjal jalan setapak bukit yang dipenuhi oleh beberapa batu gamping yang lancip. Guratan batunya membuat kakimu terluka serta berdarah-darah. Kadang kamu harus terjegal serta terguling ke bawah. Seringkali juga kamu cuma berdiri di pinggiran jalan, serta bertanya-tanya masih bisakah meneruskan tersisa perjalanan?


Walau berat, ingat-ingatlah jalanan curam yang kamu lalui itu tidak berlalu demikian saja. Ada sisa yang dibiarkan, sinyal jika kamu telah lulus ujian. Satu kemampuan masalah solving-mu sukses ditingkatkan. Mentalmu juga satu tingkat bertambah kuat. Badai kehidupan itu tetap tinggalkan makna. Bila kamu cukup cermat menelusurinya, tidak ada duka cita yang percuma.


Dapat dipahami jika kamu berasa kepala serta dadamu demikian penuh. Langkahmu demikian berat seperti diganduli bola besi terpidana yang demikian besar. Bila segala hal memang begitu melelahkan, berhentilah sesaat. Susunlah napasmu yang terengah-engah itu serta lihatlah panorama di seputarmu. Tidak harus menanti seorang menepuk pundakmu, sebab kamu tetap dapat menepuk pundakmu sendiri. Tidak perlu juga minggir atau menyingkir, karena kamu harus ingat untuk mengawali lagi. Kamu memiliki hak untuk istirahat sebab hidup memang tidak perlu seburu-buru itu.


Kamu bukan figur yang loyo. Beberapa luka di kaki serta hatimu itu ialah bukti jika kamu telah sukses lewat beberapa hal sampai detik ini. Kamu bukan figur yang tidak berkapasitas. Tempatmu berdiri sekarang ini ialah bukti jika kamu benar-benar hebat sebab dapat bertahan sampai detik ini. Jadi, walau hidup demikian kejam serta tanpa ada belas kasihan, kamu perlu memperlihatkan jika kamu bukan orang yang segampang itu ditaklukkan. Setidak adil apa saja hidup memperlakukanmu, seberdarah apa saja langkahmu, kamu tetap bertahan.


Teruntuk kamu yang sedang berusaha untuk selalu berdiri ditengah-tengah hempasan badai, bertahanlah. Sebab bagaimana juga, badai akan berlalu. Kemudian, waktunya menjadikan satu kepingan-kepingan serta jadi diri kamu yang baru.


Postingan populer dari blog ini

the manner in which humans experience and express their sexuality

Bodiless words

This time, it's because Beijing has been hit with a significant, and spreading, outbreak - a first for the Chinese capital since the beginning of the wabah,